Sabtu, 29 September 2012

Perjalanan (1) Banjarmasin-Jakarta-Jedah


Umratan, Omra, atau lebih dikenal di Negara Indonesia dgn Umroh, Adalah kunjungan warga muslim ke Baitullah di Mekah untuk melaksanakan ibadah keagamaan menurut tata cara yang telah ditentukan, dan dapat dilakukan kapan saja disepanjang tahun kecuali pada hari arafah dan hari tasyriq (bagi orang yang ber haji)

Halaman luar Masjid Nabawi

Selain pengalaman spiritual yang bersifat pribadi yang tidak bisa Saya tuliskan secara detail disini, terdapat juga beberapa pengalaman lain dalam melaksanakan ibadah Umroh ini yang ingin Saya bagikan kepada pembaca, dgn harapan pengalaman ini nantinya dapat memberikan sedikit pembelajaran dan pencerahan

(Tulisan ini cukup panjang, tulisan Saya bagi menjadi beberapa bagian)


Banjarmasin-Jakarta-Jedah
Waktu setempat menunjukan angka 09.00 ketika Pesawat Garuda yang kami tumpangi dari Banjarmasin mendarat di Bandara Cengkareng, Alhamdulillah, tahap awal perjalanan pertama kali untuk menunaikan Ibadah Umroh ini telah dimulai

Penumpang turun dgn tertib, kemudian menuju ruang tunggu bandara untuk transit ke Penerbangan berikutnya menuju jedah

Setelah hampir 2 jam menunggu, terdengar pemberitahuan agar penumpang dgn tujuan Jedah segera check In

Seusai urusan administrasi ticket dan paspor serta bagasi, kemudian kami memasuki Pesawat

Pada pukul 12.05 pesawatpun tinggal landas meninggalkan Bandara Soekarno Hatta menuju Jedah,Bersama dgn sekitar 400 orang penumpang lainnya, kami memulai perjalanan panjang selama 9 jam

Pada monitor TV yang ada didepan tempat duduk, terpampang data perjalanan yang ditayangkan oleh garuda setiap 30 menit sekali, Kecepatan pesawat rata2, 945 Km per Jam, Ketinggian jelajah sekitar 11.800 M (38.000 Feet), jarak terbang Jakarta ke Jedah sekitar 7.980 Km, perbedaan waktu setempat (WIB) dgn waktu tujuan selisih 4 Jam

Penumpang terlihat ceria, mungkin ini perjalanan mereka yang pertama melaksanakan Ibadah Umroh (termasuk Saya) dan sebagian mulai berkenalan dan berbincang dgn tetangga duduknya, sebagian lagi ada yang melakukan sholat yang belum sempat dikerjakan

Pesawat Boeing 747 berbadan lebar ini terasa nyaman sebagai alat angkut udara daripada pesawat yang sebelumnya pernah Saya naiki, awak kabin ramah dan professional, setelah mendapatkan dua kali makan dan satu kali snack, pada pukul 17.00 waktu setempat, pesawatpun bersiap untuk mendarat di Bandara Jedah

Setelah pesawat berhenti pada tempatnya, kami turun ke ruangan kedatangan untuk mengurus bagasi dan melewati petugas imigrasi yang melakukan pemeriksaan paspor


Beberapa penumpang termasuk Saya menyempatkan untuk membeli sim card lokal (Mobily, Telkomselnya Arab Saudi) yang banyak dijajakan oleh penduduk setempat dgn harga 100 ribu yang berisi pulsa 40 real, ini adalah salah satu kiat yang Saya ketahui sebelum berangkat dari teman2 yang pernah kesini sebelumnya, yaitu cara untuk menghemat biaya percakapan per telepon atau kirim SMS ke Indonesia

Setelah urusan paspor dan bagasi selesai, kami keluar dari areal bandara untuk menuju bus yang akan membawa kami menuju kota Madinah

Ibu Mertua dan Anak Sulung Saya

Walau diatas kursi roda, tetap semangat

Jamaah dari Kabupaten Banjar

Suasana diruang tunggu Bandara Jedah

Keloter Jamaah dari Bandung, Jawa Barat

Yang sempat Saya perhatikan sebelum bus bergerak keluar kawasan bandara Jedah adalah, Bandar udara ini jauh lebih luas dan megah daripada Bandar udara Soekarno Hatta, tetapi agak kurang penghijauan (mungkin tanaman sulit tumbuh dgn baik disini))

Bandar udara pada waktu itu terlihat sepi dari penumpang lain kecuali rombongan kami, juga tidak terlihat kios, toko dan penjual makanan dan semacamnya seperti yang banyak kita jumpai dibandar udara tanah air

Bagian luar Bandara King Abdul Aziz

Bagian dalam Bandara King Abdul Aziz

Persiapan menaiki Bus,  menuju ke Madinah

Waktu tempuh dari Jedah ke Madinah, sekitar 5 jam, tidak banyak yang dapat Saya ceriterakan dalam perjalanan ini, karena diluar terlihat gelap, Saya lirik jam tangan, waktu sudah menunjukan pukul 20.00 (waktu Jedah)

Setelah melaksanakan sholat di Masjid setempat, dan makan malam dari kotak yang dibagikan, Saya pun mulai ketiduran, dan terbangun kembali sekitar pukul 24.00, karena bus telah sampai didepan hotel tempat kami menginap, setelah menerima kunci kamar, Saya melanjutkan kembali tidur yang sempat terganggu tadi, dan bersiap untuk bangun lagi pada dini hari utk melaksanakan sholat shubuh  (bersambung... )

Perjalanan (2) Madinah Al Munawarah

Perjalanan (3) Mekah Al Mukaromah