Kamis, 20 Desember 2012

Perjalanan (4) Dari Jedah ke Jakarta


Umratan, Omra, atau lebih dikenal di Negara kita dgn sebutan Umroh,  Adalah kunjungan warga muslim ke Baitullah di Mekah untuk melaksanakan ibadah keagamaan menurut tata cara yang telah ditentukan, dan dapat dilakukan kapan saja disepanjang tahun kecuali pada hari arafah dan hari tasyriq (bagi orang yang ber haji)

Selain pengalaman spiritual yang tidak bisa Saya tuliskan secara detail disini, ada juga beberapa pengalaman lain yang Saya alami dalam melaksanakan ibadah Umroh tersebut

Saya berbagi kepada pembaca, dgn harapan pengalaman ini nantinya dapat menjadi sedikit pembelajaran dan pencerahan



Makan siang menjelang kepulangan


Pulang Kampung

Jika ada orang yang bertanya, Apakah Saya ingin berlama-lama berada di Mekah?  Saya pasti akan menjawab “iya” dengan anggukan kepala

Karena jumlah hari yang diijinkan oleh penyedia perjalanan telah habis, maka Saya dan rombongan bersiap untuk pulang ke tanah air

Setelah menyelesaikan thowaf yang terakhir, kemudian kembali ke hotel untuk makan siang, kami segera membenahi barang, agar tidak ada yang tertinggal

Pada pukul 13.30  Bus yang membawa kami ke Jedah mulai berjalan meninggalkan Mekah, Bus ini cukup besar dan nyaman, sopirnya seorang keturunan arab yang berdomisili di Jedah, pengalamannya sebagai sopir bus sekitar lima tahun

Persiapan untuk pulang

Dari Mekah menuju ke Jedah membutuhkan waktu empat jam, suasana dalam perjalanan aman dan lancar, dan pada pukul 17.30 kami telah sampai di Jedah

Jadwal penerbangan pesawat dari Jedah ke Jakarta pada pukul 24.00,  jadi ada waktu kosong sekitar tiga jam yang bisa dimanfaatkan untuk berkeliling  kota Jedah

Ketua rombongan mengusulkan, untuk mengunjungi Al Corniche Commercial Center, salah satu Pusat Perbelanjaan yang ada di Jedah, kemudian jika waktunya mencukupi akan melihat Masjid Terapung ditepi Laut Merah

Corniche Center ini, biasanya disebut juga dengan Al Ballad, kami hanya CLBK (Cuma Lihat, Beli Kagak), karena barang yang dijual disitu hampir sama saja dengan yang ada di Jakarta

Dibagian samping kiri Al Corniche dijual rupa-rupa makanan khas Indonesia, seperti Bakso, Pecel Lele dll, Saya tergiur untuk mencicipinya karena ada rasa ingin tahu, bagaimana citarasa makanan yang populer di Indonesia ini jika dimasak oleh orang arab


Penjual makanan Indonesia di Jedah

“Ternyata Saya salah” karena yang berjualan makanan tersebut adalah migran yang berasal dari Indonesia juga

Menjelang waktu Maghrib, kami telah berada di Masjid Terapung (maaf, Saya lupa nama Masjid ini) yang terletak di pinggiran Laut Merah utk melaksanakan sholat Maghrib dan Isya



Kedai Kopi didekat Masjid Terapung

Sebelumnya Saya membayangkan yang namanya Masjid Terapung ini adalah sebuah masjid yang dibangun diatas kapal atau diatas tongkang yang mengapung dipermukaan Laut Merah



Bangunan Masjid Terapung

Jembatan Penghubung menuju Masjid

Beranda Masjid Terapung

“Ternyata Saya salah lagi”  karena yang dinamakan Masjid Terapung ini adalah bangunan sebuah masjid yang tidak terlalu besar yang dibangun pada perairan dangkal, dengan fondasi menggunakan tiang pancang beton

Kemudian dari daratan menuju ke masjid tersebut, dibuat sebuah jembatan penghubung selebar tiga Meter dengan panjang tiga puluh Meter, mirip dengan konstruksi beberapa masjid yang dibangun di sepanjang Sungai Martapura, Banjarmasin

Sekarang, sudah saatnya kami menuju Bandar Udara King Abdul Aziz untuk naik ke pesawat yang akan membawa rombongan pulang ke Indonesia

Setelah membenahi bagasi dan melewati pemeriksaan paspor, sembilan jam kemudian pesawat mendarat di Bandar Udara Soekarno Hatta,Cengkareng

“Alhamdulillah kami telah sampai kembali di Indonesia dengan selamat”

 (habis)


Perjalanan (2) Madinah Al Munawarah

Perjalanan (3) Mekah Al Mukaromah



Sabtu, 08 Desember 2012

Perjalanan (3) Mekah Al Mukaromah

Umratan, Omra, atau lebih dikenal di Negara kita dgn Umroh,  Adalah kunjungan warga muslim ke Baitullah di Mekah untuk melaksanakan ibadah keagamaan menurut tata cara yang telah ditentukan, dan dapat dilakukan kapan saja disepanjang tahun kecuali pada hari arafah dan hari tasyriq (bagi orang yang ber haji)

Selain pengalaman spiritual yang tidak bisa Saya tuliskan secara detail disini, terdapat juga beberapa pengalaman lain yang Saya alami dalam melaksanakan ibadah Umroh tersebut

Saya berbagi kepada pembaca, dgn harapan pengalaman ini nantinya dapat menjadi sedikit pembelajaran dan pencerahan




Mekah Al Mukaromah
Hari berikutnya, selepas sholat jum’at (16 Maret 2012), Saya sudah berada didalam bus yang akan membawa rombongan menuju ke Mekah, jarak tempuh Madinah ke Mekah kurang lebih 425 Km, atau sekitar 6 jam perjalanan

Sebelum sampai di Mekah, rombongan singgah dulu di Beer Ali untuk mengambil Miqat yang pertama
Disini Saya mulai mengenakan pakaian Ihram sebagai syarat wajib untuk setiap warga muslim yang akan mengunjungi Masjid Al Haram untuk melaksanakan ibadah umrah atau haji

Tiba di Mekah sekitar pukul 20.00, setelah menyimpan barang, dan menyelesaikan makan malam di hotel, kami segera menuju ke Masjid Al Haram untuk melaksanakan ritual keagamaan

Ini adalah pengalaman Saya yang pertama, berhadapan dan melihat dgn mata kepala sendiri, bahkan dapat menyentuhkan kedua belah telapak tangan ini ke dinding Baitullah yang agung


Masjid Al Haram Tahun 2012

Kota Mekah Tahun 2012

Rencana Masjid Al Haram tahun 2020

Pada momen ini, ada perasaan senang dan terharu berbaur didalam hati ini, dan tanpa Saya sadari ada air mata yang meleleh membasahi pipi

Senang, karena Selama ini Baitullah hanya dapat Saya lihat dari photo maupun lewat tayangan TV saja, sekarang, Alhamdulillah, Saya telah berdiri disalah satu sisinya

Terharu, karena tidak semua warga muslim mendapat kesempatan dan kesehatan serta kelapangan rejeki untuk bisa mengunjungi Baitullah ini


Sambil berpegangan didinding Baitullah yang agung ini, Saya memanjatkan do'a, semoga sanak keluarga dan warga muslim yang belum pernah kesini, diberikan kesehatan dan kemudahan rejeki, untuk bisa datang dan melihat Baitullah sebelum menutup mata, Amien 

Saya kemudian beranjak pelan meninggalkan Baitullah untuk melanjutkan ritual ibadah lainnya, Ya Allah, Ya Rabb, Semoga pelaksanaan Ibadah Umroh ini mabrur

Jamaah sedang melaksanakan Thowaf

Sisi lain Baitullah

Saya dan Ibu Mertua

Selain menjalankan ritual keagamaan, Saya dan rombongan berkesempatan juga mengunjungi beberapa tempat seperti Masjid Tan’im, Masjid Ji’ranah, Masjid Hudaibiah, Museum Ka’bah, dan Peternakan Unta

Dibanding cuaca di Madinah, Udara di Mekah terasa lebih panas, berdebu, dan berangin,  bibir dan telapak kaki mulai mengering, pecah-pecah dan terkelupas

Disini, jamaah sebaiknya mengurangi kegiatan yang tidak perlu, dan jika ada kesempatan, lebih baik digunakan untuk istirahat di hotel, sangat dianjurkan untuk memperbanyak minum air dan memakan buah

Halaman luar Masjid Al Haram-1
                                
Halaman luar Masjid Al Haram-2

Halaman luar Masjid Al Haram-3

Di Mekah ini ada juga Pedagang Kaki Lima, malahan disini terlihat lebih banyak dibanding di Madinah, harga barang yang dijual tidak beda jauh dgn harga di Madinah Persamaan diantara mereka adalah mau menerima mata uang rupiah ketika kita berbelanja

Berbelanja dgn mata uang rupiah, sepertinya dapat lebih menghemat pengeluaran, karena jika kita menukarkan uang rupiah di Money Changer, nilai tukar 1 real dihitung sebesar Rp.2.700, sementara jika kita membayar belanjaan kepada pedagang dgn mata uang rupiah, nilai kursnya dihitung Rp.2.500 per 1 real

Belanjalah secukupnya saja, dan pilih barang yang kecil dan ringan bobotnya, jangan sampai melampaui berat bagasi yang diperbolehkan, Karena setiap kelebihan bagasi akan di kenakan biaya oleh perusahaan penerbangan

 
Perjalanan (1) Banjarmasin-Jakarta-Jedah


Perjalanan  (4) Pulang Kampung, Jedah ke Jakarta