Umratan,
Omra, atau lebih dikenal di Negara kita dgn Umroh, Adalah kunjungan warga muslim ke Baitullah di
Mekah untuk melaksanakan ibadah keagamaan menurut tata cara yang telah
ditentukan, dan dapat dilakukan kapan saja disepanjang tahun kecuali pada hari
arafah dan hari tasyriq (bagi orang yang ber haji)
Madinah Al Munawarah
Hampir tidak pernah terlihat polisi lalu lintas yg berjaga dipersimpangan atau sudut jalan (mungkin disiplin pengendara disini sudah cukup baik, sehingga tidak perlu diatur-atur oleh petugas)
Dagangan yang mereka jual pada umumnya adalah busana muslim dan minyak wangi, serta rupa2 barang lainnya, dan yang unik dari mereka ini adalah untuk barang yang sama harganya jauh lebih murah dibanding bila kita belanja di toko, (mungkin biaya yg dikeluarkan mereka lebih efisien karena tidak harus membayar sewa dan pajak serta gaji karyawan)
Sebagian besar pedagang ini, ternyata mau juga menerima pembayaran dgn uang rupiah kita, kursnya sebesar Rp.2.500 per satu real
Nah, yang unik dari pasar kurma yang jadi satu tempatnya dgn Kebun Kurma ini adalah, “Bila kita tidak malu-malu in”, pengunjung diberi kebebasan untuk memakan kurma sepuasnya, asal kurmanya tidak dibawa keluar areal toko,
Selain
pengalaman spiritual yang tidak bisa Saya tuliskan secara detail disini, terdapat
juga beberapa pengalaman lain yang Saya alami dalam melaksanakan ibadah Umroh
tersebut
Saya
berbagi kepada pembaca, dgn harapan pengalaman ini nantinya dapat menjadi sedikit
pembelajaran dan pencerahan
Madinah Al Munawarah
Karena
lebih fokus untuk melaksanakan ibadah, Selama berada 4 hari dikota ini, tidak
banyak yang sempat Saya ketahui mengenai keadaan kota ini, kecuali pada beberapa
tempat yang pernah Saya kunjungi
Hotel Jawharatal Fairoz
Hotel
tempat Saya menginap berjarak dua blok (jalan) dari Masjid Nabawi, kesempatan
berjalan bolak balik dari hotel yang sangat sedikit waktunya inilah yang Saya pergunakan
untuk melihat dan memantau kondisi disekitarnya untuk bahan penulisan ini
Majid Nabawi waktu malam hari
Bagian Dalam Masjid Nabawi
Sudut Lain, didalam Masjid Nabawi
Salah Satu pintu Masuk Masjid Nabawi
Sebagian halaman luar Masjid (siang)
Sebagian halaman luar Masjid (malam)
Udara
pada waktu itu (Maret, 2012) cukup sejuk, bila dibandingkan kota Jakarta atau
Surabaya, Jalanan disini umumnya lebar, licin dan bersih, dikiri kanan jalan
berdiri hotel dan kantor serta toko dgn ciri khas bangunan gaya timur tengah
Sebuah jalan di Kota Madinah
Sudut Kota lainnya
Disini tidak
terlihat penggemis dan gelandangan, tidak terlihat juga angkutan kota dan
sepeda motor, kecuali Taxi, Bis Wisata, dan Sepeda Motor milik polisi setempat,
Hampir tidak pernah terlihat polisi lalu lintas yg berjaga dipersimpangan atau sudut jalan (mungkin disiplin pengendara disini sudah cukup baik, sehingga tidak perlu diatur-atur oleh petugas)
Seperti
halnya di Indonesia, disini terdapat juga pedagang kaki lima (PKL) yang membuka
lapak dagangan, dan biasanya mereka ini berjualan setelah bubarnya sholat lima
waktu
Dagangan yang mereka jual pada umumnya adalah busana muslim dan minyak wangi, serta rupa2 barang lainnya, dan yang unik dari mereka ini adalah untuk barang yang sama harganya jauh lebih murah dibanding bila kita belanja di toko, (mungkin biaya yg dikeluarkan mereka lebih efisien karena tidak harus membayar sewa dan pajak serta gaji karyawan)
Sebagian besar pedagang ini, ternyata mau juga menerima pembayaran dgn uang rupiah kita, kursnya sebesar Rp.2.500 per satu real
(pecahan
uang yang mau diterima oleh pedagang tersebut adalah pecahan 100 rb dan 50 rb
an)
Pedagang Kaki Lima
Hal
lain yang dijumpai disini, Banyaknya burung merpati yang sengaja dipelihara
oleh pemerintah setempat yang secara berkala dikasih pakan oleh petugas dan
sebagian lagi diberi makan oleh pengunjung atau pendatang dgn membeli pakan
dari pedagang yang diperbolehkan untuk menjual makanan burung tsb dgn harga
satu real per bungkus
Halaman Luar Masjid Nabawi
Selain
Masjid Nabawi yang berjarak sekitar 200 M, dari hotel tempat Saya menginap,
Saya sempatkan juga untuk ziarah ke Makam Rasulullah Saw, di Ar Raudhah,
kemudian juga ke Areal pemakaman Baqi, yang lokasinya kebetulan ada di
seputaran Masjid Nabawi
Pemakaman Para Syuhada di Baqi
Hari
berikutnya, Saya dan rombongan mengunjungi Masjid Quba, Jabal Uhud, dan Kebun
Kurma,
Nah, yang unik dari pasar kurma yang jadi satu tempatnya dgn Kebun Kurma ini adalah, “Bila kita tidak malu-malu in”, pengunjung diberi kebebasan untuk memakan kurma sepuasnya, asal kurmanya tidak dibawa keluar areal toko,
Saya
termasuk salah satu diantara pengunjung toko yang memanfatkan kesempatan
tersebut
Setelah
membeli beberapa produk olahan berbahan kurma yang tidak dijumpai di Indonesia
untuk cemilan dijalan Saya berputar kesudut lain pada toko tersebut
Sebagian
besar pramuniaga yang menjaga dan melayani pengunjung toko adalah WNI dari Suku
Jawa, Sehingga komunikasi dgn mereka menjadi terasa lebih lancar dan bersahabat
Soalnya,
bahasa arab yang Saya ketahui sangat sedikit sekali, misalnya, La untuk tidak,
Na’am untuk Yes, dan Sukron untuk terimakasih, selebihnya Saya hanya
menggunakan bahasa isyarat, Anda pasti juga tahu, ternyata bahasa isyarat
adalah bahasa universal yang sejak jaman batu dulu telah digunakan untuk
menjalin komunikasi
Toko Penjual kurma olahan
Kebun kurma
Cara
primitip ini sering Saya praktekkan dan ternyata bisa nyambung juga, seperti
ketika Saya mau mengambil kunci kamar hotel di resepsionis, Saya hanya cukup
memencet sejumlah nomer di kalkulator yang ada disitu, kemudian Saya sodorkan
kepada petugas hotel dan mereka kemudian memberikan kunci hotel, (terbukti
nyambung juga, khan)
Mereka juga umumnya tidak mengerti bahasa Indonesia, sedangkan bila mereka berbicara menggunakan Bahasa Inggeris, Saya nya lagi yang tidak mengerti (bersambung)
Perjalanan (1) Banjarmasin-Jakarta-Jedah
Mereka juga umumnya tidak mengerti bahasa Indonesia, sedangkan bila mereka berbicara menggunakan Bahasa Inggeris, Saya nya lagi yang tidak mengerti (bersambung)
Perjalanan (1) Banjarmasin-Jakarta-Jedah
Perjalanan (3) Mekah Al Mukaromah
Perjalanan (4) Pulang Kampung, Jedah ke Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar